Film luar biasa! Itulah yang menjadi pendapat saya di awal film, memasuki klimaks sampai ending yang benar-benar membuat mulut berdecak kagum. Saya sudah menonton film ini dua minggu lalu, tapi rasanya masih menempel di kepala untuk tiap adegannya. Bahkan film Avengers: Infinity War saja tidak membuat saya gembira (reviewnya akan menyusul kenapa saya agak kecewa dengan film superhero ini). A Quiet Place benar-benar membongkar stigma film thriller atau suspense yang sebelumnya pernah saya tonton.

Bersetting tahun 2020, bumi mendapat serangan dari alien berbentuk monster buta namun memiliki kepekaan pendengaran tinggi serta mampu berlari cepat. Sebagian populasi manusia ditumpas habis oleh makhluk mengerikan yang seolah tidak ada rasa kenyang itu. Film dibuka dengan satu keluarga dan tiga anak yang sedang menambah suplai kebutuhan di sebuah bekas toko. Pusat kota sudah menjadi kota mati dan keluarga itu berbicara dengan bahasa isyarat.
Anak laki-laki bungsu di keluarga Abbot itu menginginkan mainan roket di saat keluarganya sedang bergerilya mencari suplai kebutuhan. Sang Ayah, Lee Abbot, mengambil mainannya dan mengatakan jika mereka harus berhati-hati karena suara berisik akan membawa keadaan mereka dekat dengan bahaya. Sayangnya, sulung keluarga Abbot yang bernama Regan, mengambilkan mainan roket itu tanpa sepengetahuan ayahnya. Si bungsu yang tak begitu peduli soal bahaya, mengambil batere yang sudah dilepas lalu dinyalakan kembali di tengah perjalanan pulang.

Bagian awal sudah bikin tegang 


Saya sudah menahan napas ketika mainan roket itu menyala nyaring membunyikan sirinenya. Keluarga Abbbot sedang berada di tengah jembatan dekat hutan. Baik Evelyn, si Ibu, Regan dan Marcus menahan diri untuk tidak berteriak. Lee berlari secepat mungkin namun anak bungsunya sudah lebih dahulu ditangkap monster alien. Melihat anggota keluarga diterkam tapi tak bisa berteriak kencang, sungguh betapa sesaknya. Baru bagian pembukaan, saya sudah terbawa pada alur yang dibuat film ini.
Adegan paling tegang saat Evelyn mau melahirkan sambil menahan diri tidak berteriak 


Karena harus menjaga diri dari makhluk yang peka dengan suara, hampir separuh film ini kita tak akan mendengar pemerannya berbicara. Justru suara kecil misal barang jatuh di lantai akan membuat saya tercekam dan ketir-ketir. Diam lebih aman. Satu tahun setelah kematian si putra bungsu, keluarga itu masih diliputi kesedihan. Evelyn mengandung sembilan bulan dan masih sering menyambangi kamar almarhum putranya sembari menangis. Regan tumbuh menjadi gadis cerdas namun pemarah yang ingin dilibatkan dengan proyek ayahnya. Lee sedang melakukan banyak percobaan untuk membuat alat bantu dengar buat Regan dan mencoba untuk mengirim sinyal bantuan ke banyak tempat meski masih nihil.
Keluarga tangguh 


Setting lokasi yang juga indah sekaligus menambah kesan sunyi, turut menambah poin plus film ini. Rumah keluarga Abbot berada di dekat ladang dan hutan. Mereka juga berjalan tanpa alas kaki di atas jalur yang sudah lebih dulu ditaburi pasir pantai untuk meminimalkan suara langkah kaki. Aktor mudanya seperti Regan (Millicent Simmonds) dan Marcus (Noah Jupe) memiliki kualitas akting yang tak bisa diremehkan. Menariknya, Millicent ini benar-benar remaja disabilitas tuna rungu yang banyak mengajarkan bahasa isyarat ke pemain film lain. Sedangkan Evelyn (Emily Blunt) dan Lee (John Krasinski) adalah sepasang suami-istri di dunia nyata.

Ketegangan semakin terasa saat Lee dan Marcus bertugas mencari ikan untuk makan. Evelyn sendirian di rumah dan Regan kabur dari rumah karena ia marah ketika Lee tak mengajaknya ke hutan. Regan mengira jika Lee menyalahkan atas kematian adiknya. Marcus justru bernyali kecil dan merengek untuk tidak ikut ke hutan. Perkembangan karakter masing-masing anak yang semula labil dan khas remaja, menjadi lebih kuat di tengah cerita pun bisa diperankan  secara halus. Ikatan dalam keluarga Abbot begitu nyata sampai saya hampir ikut menangis ketika Lee menyampaikan lewat bahasa isyarat pada Regan jika ia sangat menyayanginya. Evelyn tanpa sengaja menginjak paku di tangga rumahnya sampai ia menjatuhkan gelas. Jelas saja makhluk-makhluk mengerikan segera mendatangi rumahnya. Di tengah kepanikan, mendadak rahim Evelyn kontraksi. Bayinya akan segera lahir di tengah perburuan.


A Quiet Place adalah film mengenai kepercayaan, bagaimana menjadi kuat dan juga hubungan dalam keluarga di tengah suasana marabahaya. Jikalau memang akan dibuat sekuel, pasti saya akan menontonnya lagi. John Krasinski yang juga bertindak sebagai salah satu penulis skrip serta sutradara, sudah membawa angle yang tepat untuk mengguncang jantung penonton. Saya beri poin 10 untuk film ini!